SEKAPUR SIRIH MENGAPA KITA HARUS BERBUAT:

Orang yang sangat mulia adalah orang yang memelopori suatu gerakan moral yang berguna bagi generasinya dan juga bagi generasi berikutnya; selanjutnya adalah orang yang memberikan jasa besar bagi masyarakat pada umumnya; dan selanjutnya adalah orang yang kata-katanya memberikan pencerahan dan inspirasi bagi orang lain. Ini adalah tiga pencapaian yang tak akan mati dalam kehidupan.
Disamping blog ini, saya juga menyediakan informasi untuk diakses dengan niat ibadah berbagi ilmu. Anda dapat: klik- : KSU BMT Buana Nawa Kartika ( ksubuananawakartika.blogspot.com ) dan Informasi Koperasi Purbalingga (infokop.blogspot.com).
Drs. Mugiyarto, M.Si
.

BUDAYA

FILOSOFI BUDAYA JAWA

Buku dengan judul  Kisah dan Petuah Bijak Budaya Jawa sengaja saya hadirkan kepada para pembaca sebagai bentuk kepedulian kita untuk melestarikan hal-hal positif yang telah berkembang di masyarakat. Buku ini tidak dimaksudkan untuk menonjolkan kesukuannya tapi justru memuat informasi yang berharga untuk saling melengkapi informasi tentang ke-indonesiaan. Hal ini penting karena betapa ironisnya ketika kita  berkomitmen untuk Berbineka Tunggal Ika namun pemahaman kita tentang makna Bhineka Tunggal Ika tidak utuh. Artinya masing-masing dari kita hanya mengetahui budayanya sendiri. Oleh karena itu buku ini dimaksudkan untuk berbagi informasi budaya, sekalipun informasi ini bagaikan buih di tengah samudra yang luas. Artinya informasi ini hanyalah bagian kecil dari luasnya informasi tentang budaya yang sesungguhnya.

Membangun manusia yang berakhlak mulia merupakan visi yang menunjukkan keinginan kuat dari Pemerintah Kabupaten Purbalingga terhadap adanya tatanan pemerintahan dan masyarakat yang baik, bijak dan bermartabat untuk mendukung terwujudnya masyarakat sejahtera, adil dan makmur. Tatanan pemerintahan dan masyarakat yang baik, bijak dan bermartabat tentu baru akan dapat terwujud manakala terdapat “gelaran” bentuk konkrit terjemahan visi akhlak mulia yang dapat diserap oleh seluruh lapisan masyarakat.
Memang terasa berlebihan bila buku ini dianggap mewakili terjemahan visi membangun akhlak mulia, akan tetapi sebagai bagian dari usaha yang terus digerakkan untuk menemukan dan mendapatkan bentuknya yang konkrit dari implementasi visi tersebut, tentu patut diperhatikan. Setidaknya, masyarakat meyakini bahwa ada political will dari pemerintah daerah agar generasi mandatang tidak merasa asing dengan budayanya sendiri, yang telah memberikan andil mengangkat martabat sebagai manusia yang memiliki jatidiri.
Sebagaimana kita ketahui bahwa kebudayaan adalah hasil perenungan dan iteraksi antar manusia beserta lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu apa yang kami tuangkan dalam buku ini merupakan hasil pencatatan peristiwa yang terjadi ditengah masyarakat. Kemudian bebagai peristiwa tersebut dihubungkan dengan “wejangan-wejangan” (nasihat-nasihat) para orang tua terdahulu, yang terbukti bahwa sampai saat ini, nasihat-nasihat tersebut masih sangat relevan.
Upaya ini kami anggap sangat penting, mengingat dengan berbagai tuntutan perkembangan jaman dan kesibukan orang tua, meraka hampir-hampir tidak memiliki kesempatan untuk sekedar bercengkrama atau memberikan kehangatan dengan pendidikan budi pekerti sebagaimana pernah kita terima dimasa lampau. Disamping itu, pengungkapan hasil penelusuran ini juga dimksudkan untuk melestarikan budaya Jawa dengan cara menggali kembali substansi kekuatan dari nasihat-nasihat orang tua terdahulu yang hampir-hampir  hilang tergerus oleh segala sesuatu yang serba instan. Ini adalah tugas berat, akan tetapi harus dilakukan agar generasi mendatang tidak kehilangan jati dirinya sebagai insan pembangunan yang bermartabat.

MAKALAH PRESENTASI DAN BUKU KARYA MUGIYARTO